terkadang dengan kita bertumbuh dewasa, semakin mengerti Dunia ini. maka sebenarnya orang tua kita semakin tersakiti, kecewa dan selalu ingin menarikmu untuk selalu dipelukannya.
tapi mereka berusaha memendam sedalam mungkin untuk membatasimu dengan Dunia yang kau pijak ini sekarang. tapi mereka tetap sebagai alarm dan pengingat mana baik dan buruknya untuk masa depanmu.
sebenarnya yang sangat mengkhawatirkanmu adalah seorang Ayah. yang tak pernah tampak namun sangat berarti.
Ayah memang begitu kuat, keras terhadap kita bila kemauan yang kita pilih itu tidak baik untuk kita.
Beliau yang pertama akan menyesal dan membodohkan dirinya ketika sesuatu menimpa kita.
Beliau yang akan pertama kali membela kita ketika kesalahan kita terlalu besar.
Dan Beliau yang akan melepas kita untuk menggapai cita - cita kita meski sebenarnya Ia ingin memelukmu erat.
memang tak ada hari untuknya, hari untuk seoarang Ayah.
mungkin memang Ia tak mengorbankan nyawa seperti ibu ketika kita dilahirkan, tapi tugasnya adalah melindungi kita semua dari segala hantaman keras dunia.
Ia yang akan maju pertama meski resikonya dia akan mati.
mungkin tangannya tak selembut Ibu, ucapannya tak seramah Ibu belai kasihnya pun tak sehangat Ibu.
tapi lihat dan rasakan kerasnya tangan beliau, mencari sesuap nasi untuk kita.
membelikan apa yang kita mau. dia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melihat kita kecewa.
Ia selalu memenuhi apa yang kita inginkan meski dirinya sendiri menginginkan hal yang dia butuhkan.
Ucapannya memang keras sehingga terkadang membuat kita malas mendengarnya, tapi dibalik kerasnya ucapan itu tersimpan sejuta kekhawatiran akan diri kita.
karna Dia orang yang pertama kali akan menyesal bila kita salah mengambil langkah.
Mungkin belai kasihnya tak dapat menghangatkan kita, tapi Dia rela menjadi pelindung dari segala hantaman keras gelombang Dunia. meskipun itu terasa sakit tapi Ia tak pernah menampakkan kelemahannya dihadapan kita.
Lihatlah Beliau ketika Ia tertidur lelap dengan nyenyaknya dia beristirahat, setelah seharian lelah mencari nafkah. pegang tangannya yang kasar dan penuh urat itu, yang sekalipun tak pernah ia urus dirinya hanya untuk keluarganya Ia seperti ini. lihat matanya yang tertutup seakan kelopak matanya ingin beristirahat cukup.
dengarkan hembusan nafasnya yang suatu saat tak kan ada lagi didunia ini.
ketiak mata Ayahmu tak terbuka lagi, hembusan nafasnya tak terdengar dan tangannya menjadi dingin. mungkin kamu baru akan menyesal, kenapa kamu tak mengahabiskan waktumu bersamanya.
Sayangi Ayah kita dengan tulus, karna tanpa dukungan darinya, kekuatan darinya. kita tak akan pernah berani menginjak tanah bumi yang keras dan bisa menyakiti kita ini. Jadilah yang terbaik untuk Dia maka Ia akan lega ketika melihatmu bahagia dan bisa beristirahat dengan senyuman diraut wajah yang keriput dan rambut yang beruban itu.
Jangan hanya menangis, tapi sayangi Beliau :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar