Senin, 27 Februari 2012

My dream just a dream

hallo seorang lelaki yang menganggap dirinya rendah padahal ia tak serendah itu yang mengajariku apa itu kesabaran, kenyataan.
Seorang inspirasiku. Percayakah kamu bahwa selama ini kamu inspirasiku? Terutama dalam merangkai kalimat menjadi sebuah cerita semua berawal dari kamu.

Kau pernah hadir dalam angan bunga tidurku. Hadir dalam wajah teduhmu itu, yang sabar memandangku yang telah bersama yang lain.
Entah mengapa kamu begitu keras menungguku dari kejauhan, tapi itu hanya dalam mimpiku. Melihatku seakan ada perih yang kau pendam dalam hati, meski kau tersenyum tapi serasa aku ingin menangis ketika melihatnya.
Aku berlari menggapaimu yang sedang berlari kearahku, aku memelukmu dengan erat dan hanya bisa menangis tanpa satu katapun aku ucapkan. Aku menangis dipelukmu dengan isakku kau hanya tersenyum dan membelai rambutku dengan ketulusanmu itu, sungguh jika itu nyata..
Entah mengapa mimpi itu begitu nyata kurasakan, hingga aku enggan membuka mata ketika ku tahu aku hanya bermimpi.

aku berusaha melepaskanmu, mungkin tak bisa secepat yang aku inginkan sepertinya..
aku sangat berharap kamu tahu tulisan ini, sungguh..

Letter?

a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z. semua huruf ini bisa menjadi belati yang menghunus jantungmu hingga tembus kebelakang punggungmu. Membuat seorang kawan menjadi musuh, membuat tangisan sakit dan kecewa.
Huruf ini juga bisa menjadi untaian senyum manismu, perasaan bahagia dan cinta.
Mereka seperti pedang bermata dua. Jika kamu menggunakan sisi buruknya maka terimalah resiko yang sama akan apa yang kamu perbuat. Jika sebaliknya maka Tuhan tak segan untuk memberimu kemudahan disetiap langkahmu.

I Love You, 8 huruf berjuta makna. Mudah diucapkan dan mudah dilupakan. Entah bila ada seseorang yang benar - benar menghargai arti 8 huruf itu, mungkin bisa terjaga hingga ia tak tahu kapan akan berakhir rasanya.

I Hate You, 8 huruf juga, berjuta makna juga. Tapi, apa makna yang terkandung? Sangat mudah diucapakan dan akan selalu teringat. Tapi akan berbeda bila ada, Forgive Me 9 huruf, berjuta makna ampun dan penyesalan. Sulit diucapkan namun akan selalu diingat.

setiap huruf, kata, kalimat dan ucapan yang keluar dari bibir kita ini mengandung 2 mata pisau. Hanya tinggal sang pemilik yang ingin memilih belati atau sutera?
Karena Hidup adalah pilihan, dan semoga Tuhan selalu ada disetiap langkah, pikiran dan hati Kita.

MWIW

Senin, 20 Februari 2012

Ayah

terkadang dengan kita bertumbuh dewasa, semakin mengerti Dunia ini. maka sebenarnya orang tua kita semakin tersakiti, kecewa dan selalu ingin menarikmu untuk selalu dipelukannya.
tapi mereka berusaha memendam sedalam mungkin untuk membatasimu dengan Dunia yang kau pijak ini sekarang. tapi mereka tetap sebagai alarm dan pengingat mana baik dan buruknya untuk masa depanmu.

sebenarnya yang sangat mengkhawatirkanmu adalah seorang Ayah. yang tak pernah tampak namun sangat berarti.
Ayah memang begitu kuat, keras terhadap kita bila kemauan yang kita pilih itu tidak baik untuk kita.
Beliau yang pertama akan menyesal dan membodohkan dirinya ketika sesuatu menimpa kita.
Beliau yang akan pertama kali membela kita ketika kesalahan kita terlalu besar.
Dan Beliau yang akan melepas kita untuk menggapai cita - cita kita meski sebenarnya Ia ingin memelukmu erat.

memang tak ada hari untuknya, hari untuk seoarang Ayah.
mungkin memang Ia tak mengorbankan nyawa seperti ibu ketika kita dilahirkan, tapi tugasnya adalah melindungi kita semua dari segala hantaman keras dunia.
Ia yang akan maju pertama meski resikonya dia akan mati.

mungkin tangannya tak selembut Ibu, ucapannya tak seramah Ibu belai kasihnya pun tak sehangat Ibu.
tapi lihat dan rasakan kerasnya tangan beliau, mencari sesuap nasi untuk kita.
membelikan apa yang kita mau. dia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melihat kita kecewa.
Ia selalu memenuhi apa yang kita inginkan meski dirinya sendiri menginginkan hal yang dia butuhkan.

Ucapannya memang keras sehingga terkadang membuat kita malas mendengarnya, tapi dibalik kerasnya ucapan itu tersimpan sejuta kekhawatiran akan diri kita.
karna Dia orang yang pertama kali akan menyesal bila kita salah mengambil langkah.

Mungkin belai kasihnya tak dapat menghangatkan kita, tapi Dia rela menjadi pelindung dari segala hantaman keras gelombang Dunia. meskipun itu terasa sakit tapi Ia tak pernah menampakkan kelemahannya dihadapan kita.

Lihatlah Beliau ketika Ia tertidur lelap dengan nyenyaknya dia beristirahat, setelah seharian lelah mencari nafkah. pegang tangannya yang kasar dan penuh urat itu, yang sekalipun tak pernah ia urus dirinya hanya untuk keluarganya Ia seperti ini. lihat matanya yang tertutup seakan kelopak matanya ingin beristirahat cukup.
dengarkan hembusan nafasnya yang suatu saat tak kan ada lagi didunia ini.

ketiak mata Ayahmu tak terbuka lagi, hembusan nafasnya tak terdengar dan tangannya menjadi dingin. mungkin kamu baru akan menyesal, kenapa kamu tak mengahabiskan waktumu bersamanya.

Sayangi Ayah kita dengan tulus, karna tanpa dukungan darinya, kekuatan darinya. kita tak akan pernah berani menginjak tanah bumi yang keras dan bisa menyakiti kita ini. Jadilah yang terbaik untuk Dia maka Ia akan lega ketika melihatmu bahagia dan bisa beristirahat dengan senyuman diraut wajah yang keriput dan rambut yang beruban itu.

Jangan hanya menangis, tapi sayangi Beliau :')

Minggu, 19 Februari 2012

Dear my parents

Hanya menghitung hari demi hari aku akan melangkah lebih maju ke jenjang yang lebih tinggi. SMA.
aku berharap orangtuaku mendukung keinginanku memasuki sekolah yang aku gemari. apa yang aku ingin raih.
banyak pilihan untukku, tapi berjuta syarat berat ada didalamnya.
salah aku memilih pilihan, aku tak akan mempunya kesempatan untuk mencobanya lagi.
mungkin bisa aku coba, tapi dilain sekolah.Swasta.
aku inginkan Negeri. karna aku yakin aku bisa. tapi semuanya tak dihiraukan. aku seperti ikan yang hanya berucap tanpa suara dimata mereka.
aku hanya tak ingin keadaan yang memaksaku untuk menjalaninya. karna aku tahu, itu sangatlah berat dan berjuta kebohongan ada didalamnya!
aku ingin aku yang membuat keadaan mengikutiku. aku ingin kenyamanan untuk diriku. dan sekali lagi aku juga ingin menjadi anak yang berbakti.
tapi apa dengan kebohongan ini ya Allah?
sungguh kini aku tersungkur dengan pilihan yang berat itu.

meninggalkan tempat dimana aku lahir, dimana aku mengawali dengan banyak kesalahan yang kubuat. sakit hati, kesenangan, bahagia, cinta..
aku tak rela meninggalkannya. jauh dari orang orang yang aku sayang, terbatasi oleh lingkungan yang baru aku kenal.
aku tak pandai beradaptasi. dan aku tak ingin semua yang aku bangun disini kutinggalkan begitu saja.
mungkin memang ini yang terbaik untukku, masa depanku. dan memang aku ingin mengikuti pinta mereka semua.
tapi aku berat untuk melangkah pasti. karna aku tau pilihan ini terlalu sulit untuk aku mantapkan dalam diriku.
Pesantren atau Pondokan.
menghabiskan semua masa SMA ku disana memang tidak terlalu menyeramkan, tapi entah mengapa hatiku berkata tidak.
ya Allah, aku percaya padaMu. bahwa setiap jalan dan tempat yang kau berikan untukku adalah yang terbaik untuk aku dan orangtuaku.
Jika memang aku harus berakhir dipilihan Orangtuaku, aku akan mencoba iklas membuang mimpiku.

Rabu, 15 Februari 2012

disappeared (again)



kamu menghilang lagi. 
setelah kedatanganmu yang secara tiba - tiba itu
aku hanya diam dan berusaha selalu diam.
karna percuma memanggilmu sekeras apapun suaraku karna kamu pasti tak akan mendengarnya
aku berusaha merelakan
meski aku harus hidup dengan sakit
mungkin yang kau tahu aku bahagia
aku sangat bahagia
tapi kebahagianku berbeda, kebahagiaanku bersama kepalsuan..

entah apa aku sekarang
kehangatan tak pernah lagi selimuti aku yang membeku ini
tak ada lagi kurasa detak jantung berdegup dalam jiwaku

semenjak kamu menghilang dengan membawa semuanya..
membawa jiwaku

aku hanya berharap ketika aku merasa sendiri, orang yang aku cinta mengkhawatirkanku meski dia jauh dari aku.
tapi siapa yang aku cinta? kurasa aku tak pantas dicinta.
hidupku tak sebahagia yang kamu pikir
jika kamu mengatakan aku bahagia karna aku tersenyum, 
kamu sangat salah
dibalik ini semua, air mata mengalir deras. perih, luka kehilangan menyatu
seperti sebuah lubah besar ditekan pada dadaku

mungkin aku berlebihan dihadapanmu ini
tapi memang ini yang aku rasakan

i feel cold, pain, disappointed
it's make me suck!
but, what can i do?
you leave me alone in here. without any reason whose can make me feel good
this is always in my self, my day and it's attached in my soul!
 
i lost my way 
you disappeared and you take all the warmth of my soul, until now I just feel the cold...

thanks for this cold 
and i always hope you remember i change my self because of you


Minggu, 12 Februari 2012

datang dan pergimu

kamu datang dengan Hai. denga kehangatan itu kita menjalin pertemanan, persahabatan dan yang kuminta terwujud.
kita jalani semua dengan perbedaan ini, meyakinkanmu itu yang sangat sulit bagiku karna kamu bukan tipe orang yang bisa dengan langsung memahami keyakinanku.
walaupun terjal kita masih merasakan jalan yang lurus tanpa kerikil.
canda tawa ada disekitar kita yang hanya sebentar ini.
maaf membuatmu terluka akan semua tingkah ku itu. selama aku masih milikmu.

meski aku termiliki tapi kita masih berteman. hanya itu, dan aku salut kamu memahaminya.

kamu orang yang paling tegar dan menerima kenyataan sepahit apapun yang pernah aku kenal. mungkin kamu mengeluh, tapi keluh kesah mu tak pernah tampak dihadapku.
dan kamu memang keras. kuat.
kamu berhak atas wanita yang sangat menyayangimu nantinya.

sepertinya kamu salah bila mengatakan " you are my life now and the next" karna aku mengerti aku sangat tidak pantas mendapatkan ketulusan yang akhirnya hanya akan membuat terluka sendiri.
maafkan aku, gadis yang bermain main ini. maaf kan aku membuatmu jatuh cinta padaku yang tak pantas untuk kau cintai.
dan aku sadar bila sekarang kepergianmu tanpa Salam. aku pahami itu :)
smoga Allah selalu melindungi setiap langkahmu :')

kepergianmu memang menyisakan dingin ketika kedatangnmu membawa kehangatan.(*)

Lima



Sudah 3 hari aku ditempat ini. Banyak yang menjengukku, teman – teman kelasku, sahabat, kerabat dan teman – teman Mama. Ayah tidak menemani ku sekarang, padahal dulu setiap aku sakit Ayah slalu mebelikanku bunga dan coklat agar aku cepat pulih.

Kini berbeda, Ayah pergi meninggalkan aku dan Mama sendiri dikehidupan ini. Selamanya. Saat itu umurku 9tahun. Dan sudah 8 tahun lamanya aku tak berjumpa lagi dengan Ayah.
Tahun ini aku akan berusia 17 tahun. Sweet moment. Aku akan menjadikan kehidupanku menjadi bahagia dan sangat manis hanya dengan Mamaku seorang. Aku mencintai wanita tegar itu, yang kelak aku akan meniru ketegarannya itu.

Linangan air mataku turun melihat Mama yang tertidur pulas disamping ranjangku, aku membelai rambutnya yang sedikit memutih itu. Dengan lembut aku mengatakan ‘Rasya sayang Mama’. Wanita idolaku inilah yang mengajariku arti hidup tegar.

Aku memandang langit yang mulai memerah ini dan akan tergantikan petang. Aku masih ingat saat seperti ini aku terakhir bertemu dengan Devan.
Lagi – lagi Devan yang aku pikirkan, entah apa dia juga memikirkan keadaanku yang sekarang ini.

‘Devan, kini aku sudah mengerti. Ketidak mengertianku sudah terhapuskan oleh rasa kecewa ini. Melepas kesalahanku yang kini berbuah kekecewaan sama seperti melepas kamu yang sebenarnya ingin aku pertahankan. Kau dengar apa yang aku ucap ini kah? Kuharap ya’ linangan air mataku turun. Ini tiba – tiba dan tak kuminta, aku sangat ingin kamu ada Devan.

Mataku terpejam, melelapkan jiwaku kedalaman ketenangan dunia. Menari riang lepas dari kesakitanku. Tapi mimpi ini tak seindah itu, aku melihat Devan ada disana berdiri disebuah pohon menoleh kearahku menggandengku. Dia membawaku kedalam hutan jati, kami pernah kesana memang dan disana memang indah. Dia memakaikan sebuah mahkota dedaunan dan ranting yang ada. 

“sekarang kini kamu sudah mengerti kan Sya?” senyumnya membuatku memerah dan aku mengangguk. Namun, seketika semua hilang Devan menghilang dari hadapanku. 
Tinggal aku sendiri yang menangis memanggil namanya dan aku terbangun dengan air mata dipipiku.
Kulihat kearah jam dinding, jam 2 pagi. Aku menghela napas panjang dan mengambil air putih. Tapi dimeja itu ada amplop merah, mawar kuning dan coklat. Aku hanya menelan ludah dan segera mengambil amplop itu.

Dear Rasya,

Sudah aku katakan jangan ceroboh! Bisakah kamu berjanji untukku tidak ceroboh lagi?  Sungguh Rasya aku mengkhawatirkan kamu.

Devan.

‘khawatir? Huh, nonsense’ kataku lirih dengan mata berkaca – kaca aku memaki surat itu.
‘yang aku ingin kamu datang kesini Van! Menjenguk aku dan kita bersama – sama lagi. Apa ada wanita lain lagi?!’ aku menggeram, kali ini dengan suara keras. Lagi – lagi air mataku menyeruak keluar dengan deras, hingga aku merasakn mataku mulai memanas. Sepertinya air mataku telah habis.

***

Kamis, 09 Februari 2012

jiwa kuatku

sore ini hujan menemaniku yang entah ini senang atau sedih yang terpancar.
aku hanya mencoba tersenyum meski hatiku ini sangat menolaknya, kepergianmu tanpa ada selamat tinggal padaku.

kedatangnmu itu awal yang mungkin menyenangkan untukku, karna aku bisa bercerita bercanda sesukaku dan tentunya hatiku juga.
ketika kamu membuatku tertawa, tersenyum itu hal yang sangat sulit sebelum aku dengan kamu. mungkin dulu aku memang tertawa dan tersenyum tapi itu bukan dari hatiku sendiri.

kamu menghilang dengan tiba - tiba
meninggalkanku yang masih butuh uluranmu
mungkin aku memang tak berarti lagi
tapi percayalah aku masih ingin melihatmu membuatku tertawa

aku menjadikan kehilanganmu ini untuk memperkokoh jiwaku yang slama ini masih bergantung padamu.
biarkan aku mengerang kesakitan
menangis deras hingga membuat mataku sakit
tapi aku berjanji, semua kepedihan, tangisan ku ini untuk jiwaku yang lebih kuat(*)

Empat



Mentari kali ini yang membangunkanku, bukan suara deru motornya. Devan.
Aku bangun dan segera  mandi, kali ini aku melihat handphoneku dan melihat apa ada pesan darinya.
Dan  tak ada satupun pesan darinya. Aku berjalan lemas, mungkin ini karena aku belum makan dari kemarin atau kekecewaan?

Aku sudah bersiap dan telah ada diatas motorku, aku berjalan ragu karna sebenarnya aku ingin ada dibalik punggung Devan pagi ini dan seterusnya. 
Kuputar kunci motorku dan langsung aku bergerak maju meninggalkan rumahku.

Mungkin aku terlalu pagi bangun, kabut masih ada menyelimuti jalanan kota Bandung. Sama halnya dengan aku yang terselimuti kabut ini tanpa ada penghangat untukku. 
Aku berpapasan dengan pengantar bunga yang membawa bunga mawar dikeranjangnya. Aku masih terpaku pada bunga itu, mawar kuning.

Sekejap aku melihat gelap gulita disekitarku, mendengar suara suara lirih.

Rasya, bangun! Kamu tidak apa – apa?  semua yang kupandang buram hitam, apa aku sudah di alam baka? Lantas, itu suara siapa?
Suara wanita, seperti sudah paruh bayah dan aku mengenal suara itu. Apa itu Mama?

“Mama?” Ucapku lirih. Aku terbangun dengan sedikit mata menyipit.

“Alhamdulillah, Rasya kamu tidak apa? Apa yang kamu rasakan sekarang? Kenapa bisa kamu terjatuh nak.” Suaranya serak dan air matanya berlinang.

“Rasya baik – baik saja Mama.” Dengan tenaga yang aku punya aku berusaha mengahapus air mata itu dari wajah indahnya itu.

Mama menceritakan mengapa aku bisa ada diranjang Rumah Sakit ini, ternyata aku terjatuh ketika melihat pengatar bunga itu, lebih tepatnya melihat bunga itu.
Motorku terkena batu yang lumayan besar dan aku kehilangan keseimbangan kendali motorku dan aku tarjatuh dari motorku. Kepalaku terbentur pembatas terotoar yang mengakibatkan balutan perban dikepalaku sekarang. Memang sedikit konyol tapi aku bersyukur masih bisa merasakan sakit meski sebenarnya rasa sakit sudah menghinggapiku sejak lama.

Aku berada diruangan putih dan dengan selang infus ditanganku, menghadap jendela besar dan dapat kulihat langit biru kota Bandung dari sini. Tapi mataku tertuju pada pot bunga diatas mejaku. Itu bunga mawar kuning yang tadi kulihat dibawa oleh pengantarl bunga itu.
Sedikit rasa senang kali ini menorehkan senyum diwajahku, dan sedikit kecewa banyak menghinggapi hati.
‘apa ini dari Devan? Apa ini bunga yang dibawa  pengantar bunga itu?’ batinku cemas. 
Mama masuk dengan membawa beberapa makanan dan minuman untukku.

“ini bunga dari siapa Ma?” kataku lirih.

“entah, Mama hanya dikirimi oleh pengantar bunga tadi pagi yang menyelamatkanmu itu. Tapi tanpa ada keterangan dari siapa” lalu mama mengambil amplop merah “tapi ada amplop ini Sya dibingkasan bunga itu”  

Itu amplop yang sama persis yang kudapat kemarin dari Devan.
Aku meraihnya dan langsung membaca apa tujuannya membuat teka – teki ini untukku.

Dear my honestly, Rasya.

“Apa kabar pagimu ini? Apa sudah bangun, atau malah sudah berangkat? Aku mengantar bunga ini untuk menebus kesalahanku yang membuatmu mengingkari janjimu dan membuat mu ingin mengerti.
Jangan ceroboh Rasya, karna aku tak bisa ada didekatmu sekarang atau mungkin seterusnya.”

Devan.

‘dan terimakasih telah membuat luka nyata dikepalaku!’ aku menggeram dalam hati.
***

Twitter Bird Gadget