genangan air bekas hujan ini melukis awan namun warnanya hitam, kelabu kulihat bayangku disana melongok kosong dan terpaku dengan satu kisah pahit. aku bukan seseorang yang pandai berkata atau berpuisi, aku hanya ingin mengutarakan isi hati yang ada, karna dengan itu nafasku bisa ringan senyumpun mengembang..
sore ini, raut wajahku mungkin sama dengan pekatnya warna genangan air itu atau lebih parah lagi?
muram, seperti laju darah terhenti diwajahku. aku mengingat semua kejadian itu, Kamu dia dan dia. nafasku tercekat, tenggorokanku sakit karna menahan air mata ini turun. aku bersenandung sendiri dalam awan kelabu. bergumam apa aku salah memilihmu? ku lihat sosokmu didepanku melihatku iba dan berkata "maafkan aku.." semudah itu kau obati rasa sakit ini? luka ini terlalu dalam kau tancapkan, hingga aku sendiri tak dapat mengukur seberapa lebar dan dalamnya luka ini!
bibirku membisu, terpaku pada langit mendung yang setia menemani rasa sakitku, mereka sama denganku, kelabu dingin mungkin terluka juga sepertiku?
kau masih ada disana, didepanku terus menatap mataku yang memerah karna paksaanku yang enggan menurunkan air mata ini. ingin pergi namun kaki enggan melangkah, berat rasanya menopang tubuh yang terluka ini.
berulang kali kata kata itu meluncur dari bibirmu, meyakinkanku bahwa kamu mencintai, menyayangi aku. aku terima semua sakit yang kau beri itu, tapi aku juga akan membalas. Aku berhenti menyayangimu lagi. meski aku masih milikmu, apa kamu bisa menyusn ulang serpihan hati yang mungkin sudah menjadi debu ini?
aku lelah harus memungut puing hati ku sendiri, menyusunnya, menjaganya dan dihancurkan lagi.
aku hanya ingin kamu mencintai aku tanpa harus membagi hatimu untuk mereka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar